Pekan Doa Sedunia: Upaya Persatuan Umat Kristen Bagian II

by | Jan 30, 2021 | Chaplain | 0 comments

Upaya Persatuan dan Tantangannya

Gereja Katolik dan Gereja-gereja kristen lainnya mulai mengupayakan Ekumene. Ekumene  sendiri memiliki arti yang berbeda-beda. Berasal dari bahasa Yunani Oikos, yang berarti yang didiami, maka bisa diartikan sebagai seluruh bumi. Maka kalau anda menemukan Konsili Ekumene itu berarti pertemuan para Uskup (Katolik) seluruh bumi.

Namun sekarang ini umumnya dimengerti sebagai gerakan yang didorong oleh rahmat Roh Kudus untuk memulihkan persatuan segenap umat Kristiani melalui kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha, yang menanggapi bermacam-macam kebutuhan Gereja dan berbagai situasi untuk kesatuan umat yang terpecah-pecah.”

Kalau kita merujuk kepada ajaran Gereja, persatuan memang merujuk kepada Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolic. Namun upaya itu ada tantangannya. Tantangan utama dari persatuan umat Kristen adalah apa yang mereka mengerti tentang persatuan. Umat Ortodox mengartikan konsep ‘persatuan’ apabila orang-orang kristen kembali ke ortodoksi. Banyak Umat Gereja Katolik mengartikan bahwa konsep ‘persatuan’ berarti mereka “kembali ke rumah” yaitu Gereja Katolik. Gereja protestan mengartikan konsep ‘persatuan’ berarti memiliki kesamaan dalam pokok-pokok iman.

Rm. Franz Magnis Susneo dalam bukunya, “Katolik itu Apa” (Kanisius, 2017) menerangkan tantangan ekume. Perpecahan dengan Gereja Kristen Ortodox sebenarnya bukan karena ajaran, tetapi karena tempat yang berjauhan. Apalagi memakai bahasa yang berbeda: latin dan yunani. Pada tahun 1054, pasukan perang salib menjarah gereja-gereja ortodox yang diikuti dengan saling mengeksomunikasi antara Paus dan Batrix. Pada tahun 1965, Paus Paulus VI dan Batrix Anaxagoras sudah mencabut ekskomunikasi mereka.

Walaupun ajaran iman tidak banyak berbeda secara substansial, yang menjadi batu sandungan adalah Gereja Katolik ritus timur. Pada abad ke-16 dan 17,  misionaris Katolik membawa pulang kembali umat Ortodox ke Gereja Katolik. Masalahnya adalah Gereja katolik membiarkan umat ex-Ortodox ini tetap memakai ritus liturgi mereka sendiri, dan tidak mengharuskan memakai ritus latin, tetapi membentuk Gereja Katolik Ritus timur yang mempunyai identitasnya sendiri, yaitu ada di bawah Paus. Apalagi mereka, Gereja Katolik ritus Timur ini, ditindas dan dianiaya di bawah komunis Unisoviet dengan dukungan Gereja Ortodox Russia (Waktu di SMA untuk pelajaran bahasa Inggris saya membaca buku Tortured for Christ, yang menceritakan penyiksaan pastor-pastor katolik di Rusia). Mereka sekarang berkembang dengan jumlah umat 18 juta jiwa. Di mata Ortodox, Katolik mencuri umat mereka.

Relasi dengan Gereja protestan bisa dibilang mesra sekarang ini. Paus Fransiskus menghadiri perayaan 500 tahun Martin Luther. Gereja Katolik sebenarnya masih mencari-cari bentuk persatuan seperti apa. Yang paling sulit disatukan adalah: Merayakan Perayaan Ekaristi bersama. Karena bagi Katolik, Ekaristi adalah transubstantio sedangkan banyak gereja protestan menganggap just a symbol.

Kalau ajarannya sudah jelas beda, mengapa Gereja Katolik tetap Mengupayakan Persatuan? Apakah tidak wasting time saja?

Katekismus Gereja Katolik (KGK-822) menyatakan bahwa kita percaya akan campur tangan ilahi. “Maksud Suci untuk mendamaikan segenap umat Kristen menjadi satu dalam Gereja Kristus yang satu dan tunggal melampaui daya kekuatan serta bakat kemampuan manusiawi. Oleh karena itu Konsili menaruh harapan sepenuhnya pada doa Kristus bagi Gereja, pada cinta kasih Bapa terhadap kita, dan pada kekuatan Roh Kudus.”(Unitatis Redintegratio, dokumen Konsili Vatikan II tentang ekumene- 24).

Pastor Bayu dalam channel Youtube mengatakan kurang lebih bahwa persatuan itu bukan untuk menang-menangan tetapi menjahit jubah Kristus yang robek. Persatuan itu masih belum terjadi tetapi untuk saling mengenal, menghormati dan menghargai. Tetap membuka hati kepada campur tangan Kristus yang ingin supaya kita semua bersatu.

Ungkapan Ekumene

Ekumene dapat diungkapkan dalam hal-hal ini: 1) pembaharuan Gereja secara terus-menerus dan pertobatan hati mengusahakan satu kehidupan yang murni sesuai dengan Injil; (2) doa bersama yang merupakan jiwa seluruh gerakan ekumenisme; (3) pengenalan saudara secara timbal-balik; (3) pembinaan semangat ekumenisme pada umat beriman dan terutama para imam; (4) pembicaraan antara para teolog dan pertemuan antara umat Kristen dari berbagai Gereja dan persekutuan; (5) kerja sama umat Kristen dalam berbagai bidang pelayanan terhadap manusia (KGK 821).

Saudaramu dalam Tuhan,

Fr. Petrus Suroto MSC

Kategori