Karunia Roh Kudus

by | May 21, 2021 | Chaplain | 0 comments

Hari Raya Pentakosta

Pentakosta berasal dari bahasa Yunani Pentecoste, atau hari kelimapuluh.  Hari ini memang 50 hari setelah pesta Paskah. Gereja Katolik merayakannya sebagai turunnya Roh Kudus. “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing” (Kis 2:2-3).

Roh Kudus itu Pribadi Ketiga Tritunggal Mahakudus. Ia diutus Bapa dan Putra untuk mendampingi kita. Ia berkarya diantara kita sebagai Penolong yang membantu kita menemukan keselamatan yang sejati. Berlambang lidah api karena mentransformasikan, seperti yang dialami para murid. Mereka yang tadinya takut menjadi berani, tadinya menutup diri menjadi membuka diri, dari kelesuan menjadi semangat membara, ketidakberdayaan menjadi kekuatan, yang tadinya tidak berani bersaksi menjadi berani  dan berkata-kata dengan penuh kharisma. Dan para murid menjadi saksi Kristus sampai ke ujung dunia.

Karunia Roh Kudus itu disebut kharisma. Kharisma diberikan kepada kita bukan untuk kepentingan sendiri, tetapi kita pakai karena kita mengasihi Yesus (Yoh 14:15). Kharisma membuat kita mampu memberikan pelayanan yang unik dan spesifik kepada komunitas. Kepada kitapun Roh Kudus memberikan kharisma. Tetapi dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang diberikan dengan cara yang luar biasa, seperti terjadi pada diri St. Paulus atau Agustinus. Tetapi umumnya jarang. Roh Kudus lebih sering berkarya dengan cara yang biasa dan sehari-hari: seperti kemampuan salah satu dari kita untuk berkata-kata atau mempelajari bahasa, mengilhami penyapu jalan untuk tetap setia pada pekerjaannya, pada pekerja pembersih gorong-gorong air karena pekerjaan mereka membebaskan kota dari banjir. Roh Kudus memampukan kita bertekun didalam pekerjaan yang biasa. 

Karya Roh Kudus dalam diri kita bisa diganggu dan dikaburkan dengan kedosaan kita. Maka pemurnian dan pembeda-bedaan menjadi penting. Kita perlu – disela-sela kesibukan harian kita, memberi tempat dan waktu untuk hening dan membeda-bedakan Roh agar dapat mengenali Roh Kudus yang sementara bekerja dalam diri kita. Karena Roh Jahat sering menyamarkan godaannya lewat hal-hal yang kelihatannya suci. Seperti atas nama cinta kita menghukum anak kita dengan hukuman fisik, atas nama cinta kita berbuat curang, dll.

Maka marilah kita membuka diri untuk disertai, dibimbing, dikuatkan oleh Roh Kudus dalam cara berpikir, merasa dan bertindak kita dalam kehidupan sehari-hari.

Saudaramu dalam Tuhan,
Fr. Petrus Suroto MSC

Kategori