Cita Rasa Humor

by | Feb 13, 2021 | Chaplain | 0 comments

            Suami istri Ribka dan David sedang saling mendiamkan setelah mereka bertengkar. Satu hari, dua hari; David masih tahan. Namun hari ketiga, dia tidak tahan lagi. Namun untuk memulai bicara dia merasa gengsi. Maka Minggu siang itu, dia menyalakan lampu dan masih memakai lampu senter dan memulai membuka lemari satu-persatu, seperti hendak mencari sesuatu. Istrinya heran melihat perilakunya, karena siang-siang, terang, tetapi dia menyalakan lampu dan masih pakai lampu senter. “Cari apa sih, Vid?” Tanyanya. Dan David menjawab, “Ya, mencari suaramu itu, sudah tiga hari menghilang.” Dan merekapun tertawa. Kebuntuan pecah.

            Humor sangat penting dalam kehidupan kita. Humor sering digambarkan sebagai “Oli untuk mesin yang panas”. Dengan humor, kita lebih bisa menghadapi hidup yang sering tidak mudah. Dengan humor kita memberi kegembiraan pada hati kita. Dengan humor situasi pahit juga bisa kita lalui.

Dan humor diperlukan dalam komunitas Gereja juga. Selain memecah kebuntuan komunikasi, humor juga memperat kerjasama, membuat umat menjadi bagian dari komunitas, memberi iklim yang menyenangkan. Kitab Suci mengatakan bahwa kegembiraan sangat penting. “Hati yang gembira adalah obat yang manjur” (Amsal 17:20).

            Namun humor ada batasan-batasannya: Menertawakan diri sendiri atau pengalaman bersama dan jangan menertawakan orang lain, apalagi kalau orang lain itu mengalami penderitaan atau cacat tubuh. Demikan juga jangan memakai humor untuk menghindari tanggungjawab. Dan kita sepertinya perlu juga sensitive dengan perasaan orang lain, sehingga humor tidak justru menjadi sumber kemarahan.

            Pepatah China mengatakan, “Humor itu membersihkan darah dan membuat pipi menjadi merah”.

Saudaramu dalam Tuhan,

Fr. Petrus Suroto MSC

PENGUMUMAN

  1. Selamat Hari Raya Tahun Baru China. Semoga di Tahun Baru umat CIC tetap sehat-sehat selalu, banyak rejeki, selalu sehat dan rukun-rukun selalu. Xin Nian Kuai Le.
  2. Aturan Pantang dan Puasa:
  • Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu (17 Februari 2021) dan Jumat Agung (1 April 2021). Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.
  • Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
  • Pada hari Jumat yang lain, kewajiban untuk berpantang dilaksanakan dengan memilih salah satu di bawah ini:
    • Berdoa: misalnya mengikuti misa, doa keluarga, doa rosario, doa jalan salib, dan lain-lain.
    • Mengyangkal diri: Jika kita berpantang, pilihlah makanan/ minuman yang paling kita sukai. Pantang daging adalah contohnya, atau yang lebih sukar mungkin pantang garam. Tapi ini bisa juga berarti pantang minum kopi bagi orang yang suka sekali kopi, dan pantang sambal bagi mereka yang sangat suka sambal, pantang rokok bagi mereka yang merokok, pantang jajan bagi mereka yang suka jajan. Jadi jika kita pada dasarnya tidak suka jajan, jangan memilih pantang jajan, sebab itu tidak ada artinya.
    • Membantu sesama: seperti mengunjungi orang sakit, miskin, menderita, dll.

3. Easing of COVID-19 restrictions

Vikjend Archdiocese of Sydney mengeluarkan petunjuk untuk Covid-19.

From this Friday, February 12th, an unlimited number of people can attend Mass, provided that the one person per 2m2 rule is observed.   Now that the 2m2 rule has been reinstated, Archbishop Anthony has lifted the dispensation from our Sunday Mass obligation.  The Catholic faithful are once again obliged to attend Mass on Sundays and Holy Days of Obligation when this is reasonably possible.  If restrictions are once again tightened, and attendance at places of worship limited to one person per 4m2, the dispensation will once again be in place.  Those who are of great age, have health conditions, or are otherwise anxious about the risks of COVID-19 are free to remain at home and find another way of keeping the Sabbath holy.  Priests should encourage parishioners to return to regular Sunday worship.

Additional notes:

  • Weddings and funerals. Weddings and funerals are limited to the lesser of one person per 2mand 300 people.
  • Record keeping. With the increase in available places, for most parishes, this will mean that advance bookings for Sunday Mass are no longer required.  However, records of attendees at Masses and other religious services are still required to be collected, preferably using the Service NSW App and QR Code.  Any paper-based attendance records must be converted into an electronic format within 12 hours. 
  • Churches open for private prayer.  It should now be possible for churches to remain open for private prayer, because records and “Covid marshals” are not required except for Masses or other formal services.  Sanitizer and a QR sign should be available at church entrances.
  • Mask wearing. Parishioners are encouraged to wear masks where social distancing is not possible, but this is no longer mandatory.
  • Choirs. Indoor choirs are limited to five people.  The small choir should face forwards and not towards each other, with physical distancing of 1.5 metres between each chorister, and 5 metres from all other people including members of the congregation, where practical.
  • Congregational singing. Congregational singing is still not permitted for indoor Masses.

4. Perkawinan
Laurensius Bernhard Rusly (Catholic) dan Vicki Wan Qi Mo (Buddhist). Bila anda mengetahui adanya halangan, mohon memberi informasi kepada Chaplain CIC.

5. Pindah Tugas
Pastor Alo Lamere MSC berpindah tugas dari OLR Kensington ke Paroki St. Thomas the Apostoles Blacburn, Melbourne. Pastor Michael Loke SVD berpindah ke Brisbane. Beliau akan menjadi Pastor Paroki di St. Maxilian Colbe, Kingston, Marsden. Atas nama CIC kami mengucapkan banyak terima kasih karena kedua pastor ini sangat membantu pastoral di CIC Sydney.

Kategori