Bukan Yesus yang Aku Kenal

by | Mar 3, 2024 | Chaplain | 0 comments

Yohanes 2:13-25 

Umat CIC Sydney ytk,

Bukan Yesus yang Aku Kenal — Wow! Bukankah teks perikop kita hari ini sangat mengejutkan kita! Kalau yang selama ini yang kita bayangkan tentang Yesus itu: baik, manis, imut, penyayang, penyabar, gak pernah marah, kita pasti akan ‘terperangah’ (baca: kaget!!) melihat tindakan Yesus pada waktu itu! Seandainya bapak, ibu atau saya ada di sana waktu itu bersama-sama dengan mereka yang sudah kenal Yesus – memang dalam perikop kita tidak terlalu terasa nuansanya – tapi coba lihat perikop paralelnya di Matius 21 atau Lukas 19, akan terlihat perbedaannya. Matius dan Lukas menceritakan kisah ini di bagian-bagian akhir karya Yesus di dunia. Itu artinya, pasti banyak orang yang sudah tahu persis bagaimana pengajaran Yesus – Bayangkan apa yang ada dalam pikiran orang dan kita seandainya kita ada di sana dan melihat kejadian itu? “Kok, kayaknya bukan seperti Yesus yang aku kenal selama ini ya?” Kalau sudah begitu, pertanyaan pentingnya buat kita sekarang adalah bagaimana kita memaknai Firman Tuhan hari ini untuk hidup kita sekarang? Sebab pasti ada sesuatu yang Tuhan mau katakan dan nyatakan dalam firman-Nya hari ini.

Ada beberapa hal yang mau kita renungkan hari ini: 

Belarasa Yesus

Dalam Injil Yohanes 2:14-16 dikatakan:”Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.”

Sebenarnya sih kita gak usah terlalu heran juga kalau kita melihat Tuhan marah, wajar kalau Tuhan marah: Bait Allah dipakai untuk jualan! Lalu, bukankah dalam Perjanjian Lama kita juga sering melihat Allah yang menyatakan kemarahan-Nya kepada umat Israel? Yang harus kita cari tahu adalah kenapa Allah bisa marah? Kenapa Yesus marah ? Pasti Yesus punya alasan. Bukan hanya karena Bait Allah dijadikan tempat jualan tetapi menjadi kelewatan karena ternyata justru situasi seperti itu dimanfaatkan oleh beberapa oknum tertentu untuk keuntungan mereka pribadi! Untung buat mereka (kaum pedagang mencari keuntungan sebesar-besarnya), buntungnya buat masyarakat kecil (menerima nasib). Sama persis situasinya seperti saat ini: ada sebagian orang memanfaatkan orang-orang kecil demi kepentingan golongan atau pribadi. Akibatnya yang miskin dan kecil semakin termarginalkan . yang kaya dan berkuasa semakin bertindak semaunya, yang kecil dan miskin semakin tertindas dan diperas. Yesus datang mengusir mereka yang ‘memakai’ bendera agama untuk mencari keuntungan pribadi.

Kalau begitu kenyataannya, bukankah tindakan Yesus saat itu adalah kabar baik bagi kita: Sewaktu kita merasa tidak berdaya, gak punya kuasa untuk melawan ketidakadilan dan penindasan yang terjadi, Tuhan tidak tinggal diam, Dia berbuat sesuatu, Dia menunjukkan solidaritas dan pembelaan-Nya kepada orang-orang yang tidak berdaya ini. Yes, kita harus melawan! Usir mereka dari Bait Kudus Allah. Tuhan telah menunjukkan belarasa-Nya kepada kita!

Bongkar

Dalam Yohanes 2:19 dikatakan:”Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Dalam teks ini jelas bahwa Yesus sedang merombak dan menyucikan bait Allah. Akan tetapi ketika Yesus bicara tentang Bait Allah yang akan dirombak dan dalam 3 hari Dia akan membangunnya kembali, ternyata semua orang salah mengerti: mereka mengira  Yesus akan membongkar  Bait Allah secara harafiah. Padahal, yang Yesus maksud tentang Bait Allah yang akan dirombak dan dibangun kembali dalam 3 hari adalah diri-Nya, hidup-Nya.

Inilah makna sesungguhnya: Tuhan menjanjikan kehidupan baru, kehidupan yang dibangun di atas dasar yang kokoh dan untuk itu Dia harus merombak hidup kita dan kalau perlu dirombak sampai ke dasar dan akarnya! Dan uniknya, biasanya semakin besar perombakan yang dilakukan oleh Tuhan dalam membongkar dan membangun kembali kehidupan kita, bisa jadi itulah cara Tuhan untuk membangun dasar kehidupan yang lebih mantab, yang lebih kuat lagi untuk kita. Ibarat anak sekolah, naik kelas dari kelas 6 SD ke 1 SMP. Syaratnya satu: Kita semua bersedia dan setuju dengan cara Dia merombak kehidupan kita. Menyakitkan? Pastinya. Pontang-panting membangun kembali kehidupan? Jelas! Akan tetapi hasilnya? Kita percaya, jika kita menyerahkan bangunan kehidupan kita pada Tukang Bangunan Yang  Agung itu yaitu Yesus, pasti hasilnya akan lebih indah dan  memuaskan. Siap hidup anda dirombak dan dibongkar oleh Tuhan? Tuhan siap membentuk kita.

Fr. Agustinus Handoko MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031

Kategori