SALOMO MEMINTA KEBIJAKSANAAN DARI ALLAH & LUPA MERAWATNYA

by | Jul 29, 2023 | Chaplain | 0 comments

Umat CIC Sydney ytk,

            Di minggu biasa ke 17 ini, saya mengajak umat CIC Sydney untuk belajar dari tokoh Raja Salomo. Di awal ‘pelayanannya’ Salomo sangat menyenangkan hati Allah. Ada 2 hal yang menyebabkan Salomo istimewa di hadapan Allah, pertama; ketika Salomo berdoa, ia merendahkan diri di hadapan Allah, sambil berkata: “Aku masih sangat muda dan belum berpengalaman.” Kedua, ia meminta “pengertian untuk memutuskan hukum.” Ia ingin mendapatkan kebijaksanaan untuk memutuskan suatu perkara dengan benar dan adil. 2 hal ini yang diungkapkan oleh Salomo Ketika Allah bertanya: “Kamu mau minta apa dariKu?” Jawaban yang sangat bijaksana.

            Jika Allah datang kepada Anda dan berkata, “Kau boleh meminta apa saja,” apakah kira-kira jawaban Anda seperti jawaban Salomo? Apa yang Anda minta saat ini? Salomo menginginkan kasih karunia dan kebijaksanaan untuk setiap situasi yang timbul dalam kerajaannya, sehingga dia mampu menjadi berkat untuk setiap rakyat yang dipimpinnya. Ia tidak meminta apa-apa untuk dirinya sendiri kecuali kebijaksanaan untuk memerintah umat Allah secara bijaksana. Allah berkenan pada permintaan Salomo. Allah memberi Salomo hal-hal penting yang dimintanya dan bahkan Allah menambahkan hal-hal lain yang tidak dimintanya. Allah berkata, “Dan juga apa yang tidak kau minta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorang pun seperti engkau di antara raja-raja.” Allah akan memberikan ‘bonus tambahan’ bagi siapa saja yang berkenan kepada-Nya. Bagaimana dengan kita? Betapa seringnya kita menghampiri Allah dan meminta sebatas untuk diri sendiri dan kepentingan golongan/komunitas sendiri, tanpa peduli dengan sesama. Doa yang egois dan jahat, pasti tidak akan didengarkan Allah. Hikmat Salomo mengajarkan kepada kita.

            Janji Allah kepada Salomo itu bersyarat. Ini yang seringkali kita lupakan dan itu juga yang terjadi pada diri Salomo. “Jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu” (ayat 14). Pada mulanya Salomo hidup di jalan Tuhan. Dia menjadi raja yang sangat terkenal karena kebijaksanaannya, bahkan dikatakan Salomo melebihi Daud bapaknya. Hal ini sangat menyenangkan hati Allah. Tetapi Salomo ternyata manusia juga. Dia lupa daratan: popularitas dan tahta telah membutakan mata hatinya. Singkat cerita, SALOMO GAGAL MERAWAT KEBIJAKSANAAN ALLAH y gada dalam dirinya. Ia disesatkan oleh banyak istrinya yang masih kafir. Ia mendirikan kuil-kuil untuk mereka dan memuja dewa-dewa orang Moab dan Sidon, dan Amon yang jahat (1 Raja-raja 11:5-8). Betapa bodohnya Salomo sehingga sehingga ia mau terlibat ke dalam penyembahan berhala. Dr. Adam Clarke menulis: “Tidak ada satu tokoh pun dalam Alkitab yang lebih mengecewakan daripada Salomo.”

            Bait Allah yang dibangun Salomo di Yerusalem mungkin merupakan bait Allah yang paling megah yang pernah dibuat manusia, tetapi bangunan itu tidak didiami oleh Roh Kudus. Allah telah memberikan kebijaksanaan dan kekayaan kepada Salomo, tetapi Salomo menyalahgunakan pemberian Allah ini. Akhirnya semua pemberian Allah itu hilang dengan sendirinya sejalan dengan ego dan arogansi kita. Ketidaksetiaan kepada Allah membuat pancaran kebijaksanaan kita semakin surut dan padam.

Umat CIC Sydney, mari kita belajar dari pengalaman raja Salomo ini. Tidak ada pribadi yang sempurna, kita semua orang yang sementara berjuang untuk menjadi sempurna dengan mau menjadi pribadi yang semakin bijaksana. Banyak orang baik di sekitar kita, tapi sedikit orang bijaksana di seputaran kita. Sebelum menjadi bijaksana, pertanyaan sederhana untuk kita: sudahkah kita menjadi orang baik? Atau kita masih menjadi orang jahat meski sudah sekian lama jadi pengikut Kristus? Siapakah orang jahat itu? Orang yang masih egois dan tidak peduli dengan orang lain, itulah orang jahat. Nah loe, jangan jangan kita masih jahat nich…Tanya deh sama rumput yang bergoyang. Tuhan memberkati.

Fr. Agustinus Handoko MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031

Kategori