Mujizat itu nyata

by | Dec 3, 2021 | Chaplain | 0 comments

Siapa tidak mengenal lagu “Mujizat Itu Nyata”, yang dirilis pertama tahun 2006 oleh Joy Tobing. Lagu itu menyentuh banyak orang, karena dari pengalaman kaum beriman, Tuhan benar-benar bekerja bersama kita sampai sekarang ini. Ini pula yang banyak saya dengar dari Umat CIC, terutama dari pemberkatan rumah Minggu ini.

Salah satu umat bersaksi demikian, “Teman-teman saya heran mendengar saya pindah ke luar kota. Dalam usia saya yang sekarang –mereka mengatakan, akan sulit bagi saya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya. Namun Tuhan sudah mengaturnya. Ada saja jalannya. Kalau saya mengikuti logika saya sendiri, saya tidak bisa memiliki rumah. Namun berserah diri pada Tuhan, Allah akan bertindak”.

Yang lain lagi mengatakan, “Semua diatur Tuhan. Ketika saya mendapatkan rumah ini, tidak lama kemudian tempat tinggal saya yang lama terjual dengan harga yang bagus”. Yang lain lagi mengatakan, “Banyak orang mengatakan tidak mungkin mendapat rumah di Eastern Suburb karena harganya sudah tinggi. Tapi lihat, saya mendapatkan rumah sebesar ini, dengan  halaman dan kolam renang, dengan harga yang saya masih bisa menjangkau. Kalau tidak karena Tuhan, saya tidak bisa mendapatkannya. Saya memohon kepada Tuhan lewat Santa Mary Makillop”.  

Dalam tradisi Gereja Katholik, campur tangan Tuhan ada dalam jantung iman itu sendiri. “Deus Providebit” atau Tuhan akan menyelenggarakan, menjadi motto banyak religius. Orang Jawa menterjemahkan dengan kata “Gusti mboten sare”, Tuhan tidak tidur atau pengertiannya Tuhan tidak tinggal diam. Tuhan akan bertindak. Dalam iman itu, banyak religius menjalankan misi, sering dengan mengambil resiko yang sangat besar, seperti mendirikan panti asuhan, merawat orang sakit, bermisi di negara-negara komunis tanpa terlebih dahulu memiliki banyak tunjangan dana. Mereka percaya, Tuhan akan menyelenggarakan.

Masa Adven adalah juga saat untuk mengenangkan karya keselamatan Tuhan. Umat Israel sudah kehilangan pengharapan akibat dijajah bangsa lain. Namun “Sisa Kecil Israel”atau kaum anawim Yahwe menolak untuk putus asa dan tetap percaya bahwa Allah akan bertindak. Mereka digambarkan seperti tunas baru pada pohon yang sudah tumbang. Mereka merayakan kedatangan Kerajaan Allah yang dibawa oleh Tuhan Yesus. Keselamatan Allah adalah karya Tuhan. Kita hanya perlu untuk taat dan masuk dalam Kerajaan-Nya.

Tantangan terbesar kita hanyalah: Tanggapan. Bagaimana kita menanggapi kebaikan Allah.

Saya sering heran dengan beberapa umat yang walaupun sudah merasakan kebaikan Tuhan, dan akan tetap merasakan kebaikan Tuhan sepanjang hidupnya, tetapi sangat malas untuk memenuhi undangan Tuhan Yesus. “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”. Itulah Ekaristi. Saat di mana Tuhan mengundang kita untuk disegarkan dengan kasihNya. Kenangan dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai “remember”. Re+member. Menjadi satu lagi dengan Dia yang adalah penyelamat kita.

Berhadapan dengan Allah yang Maha baik, yang perlu kita lakukan pertama kali adalah  bersikap pasif. Membiarkan Tuhan bertindak. “tetapi hanya satu saja yang perlu, Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya”. Dan setelah kita membiarkan dikasihi, diinpirasi oleh Tuhan, kemudian kita bekerja bersama Tuhan.

Saudaramu dalam Tuhan,
Fr. Petrus Suroto MSC

Sumbangan

Lewat Chaplain, CIC mendapatkan sumbangan 10 buah buku Tata Perayaan Liturgi yang baru dari umat di Jakarta. Dari Umat CIC, mendapatkan 7 buah Buku Mazmur yang baru. Dan 10 buku Tata Perayaan Ekaristi Buku Umat. Buku-buku itu sudah dan akan didistribusikan ke seluruh CIC. Terimakasih. Tuhan berkenan kepada orang yang memberi dengan sukacita (2 Kor 9:7).

Kategori