Yudas dan Petrus

by | Apr 11, 2022 | Chaplain | 0 comments

Yes 50:4-9a
Mat 26:14-25

Teman pastor saya pernah berkotbah dengan bagus sekali tentang Yudas. Dia merekonstruksi tindakan menyerahkan Yudas. Yudas orang yang menyukai efisiensi, karena Dia bendahara; ingin supaya misi Yesus segera menjadi besar. Dia tidak sabar dengan metode gurunya yang mengandalkan laku kasih yang lamban pengaruhnya. Dia ingin yang spektakuler. Maka dia ingin memaksa Yesus menjadikan-Nya seorang raja. Bukankah ketika masuk Yerusalem Dia disambut bak raja?

Yudas membuat kalkulasi politik. Jika Yesus diserahkan, maka semua kekuatan pemberontak yang ada di Yerusalem akan keluar dan bergerak menyerang orang Roma secara bersama-sama. Apalagi Yesus adalah Orang Benar. Allah pasti akan menyelamatkan Dia.

Maka dia menjual Yesus dengan harga simbolik, karena 30 keping perak (Lukas 22:1-6) perak terlalu murah untuk orang muda seperti Yesus. 30 keping perak itu setara hanya Rp. 250,000. Dia ingin memicu Yesus untuk menjadi besar. Namun cara Tuhan bukan cara manusia. Begitu kecewanya Dia ketika Tuhan memilih jalan derita. Yesus disalibkan. Kekeliruan Yudas bisa dibandingkan dengan Petrus. Petrus juga gagal setia karena dia menyangkal sampai tiga kali. Tetapi Petrus cukup mengenal Yesus yang penuh belas kasih. Dia mengambil jalan pertobatan. Yudas mengambil jalan keputusasaan.

Bahwa manusia bisa salah, termasuk dalam hal ini Yudas yang menjual Tuhan, ini bisa terjadi. Tetapi menjadi putus-asa itu kekeliruan. Karena keputusasaan mematikan iman. Iman akan kasih Allah yang selalu membuka pintu.
Namun kita juga bisa belajar dari kekeliruan Yudas. Yudas memandang Yesus sebagai ‘’alat” saja untuk kesuksesan agenda politik. Manusia tidak selayaknya diturunkan martabatnya sebagai alat. Tetapi Pribadi. Ini perlu kita terapkan mulai dari keluarga kita. Pasangan hidup dan anak-anak bukanlah alat untuk cita-cita pribadi. Mereka pribadi yang harus dihormati dan dihargai. Kalau kita memakai orang-orang yang kita sayangi hanya sebagai alat untuk ambisi pribadi, apa bedanya kita dengan Yudas Iskariot?

Apakah Yudas Iskariot itu pasti masuk neraka? Jawabannya kita tidak tahu. Tetapi mari kita ingat bahwa kasih Tuhan menembus ruang dan waktu. Daya penebusan Tuhan sampai zaman keabadian. Jika Yudas pada akhirnya menyerahkan diri kepada kerahiman Allah? Tetapi kita tidak cukup pengetahuan untuk hal ini.

Saudaramu dalam Tuhan,
Fr. Petrus Suroto MSC

Kategori