Trihari Suci (Triduum) dan Minggu Paskah – Seri Terakhir

by | Mar 25, 2023 | Chaplain | 0 comments

Seri 3:
MALAM PASKAH

Berbeda dengan suasana Sabtu Sunyi yang hening dan begitu muram, malam Paskah adalah saat di mana kita merasakan sukacita besar sambil berjaga-jaga menantikan kebangkitan Tuhan. Yesus yang wafat akhirnya beralih dari alam kematian menuju kebangkitan. Pada perjanjian lama, Malam Paskah merupakan peristiwa penantian lewatnya Tuhan di tanah Mesir untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Firaun. Saat Malam Paskah ini umat Katolik juga akan memperbaharui ersama Sakramen Babtis yang telah diterima. Malam Paskah dapat juga disebut dengan vigili Paskah. Vigili berasal dari kata vigilis yang artinya berjaga-jaga atau ersama-siap. Pada perayaan malam Paskah ini kita berjaga-jaga bersama Yesus. Bersiap-siap menantikan kebangkitan Yesus dari kematian menuju kehidupan yang baru. Tata cara perayaan malam Paskah dijalankan oleh Gereja Katolik didasarkan pada dekrit Ad Vigiliam Paschalem (tentang Vigili Paskah) yang dikeluarkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1951. Berdasarkan Dekrit tersebut maka perayaan Malam Paskah dibagi atas 4 bagian yaitu:


A. Upacara cahaya


Bagian pertama dari perayaan Malam Paskah adalah upacara cahaya dan Madah Pujian Paskah. Bagian ini penuh dengan tindakan dan gerakan simbolik. Karena itulah, upacara cahaya selalu diawali dengan penjelasan singkat tentang maksud, diadakannya perayaan Malam Paskah secara menyeluruh. Upacara cahaya sebaiknya dilakukan di luar gereja, dalam kondisi gelap gulita. Saat upacara cahaya, Imam memberkati api baru, yang saat dinyalakan langsung mengusir kegelapan dan memberikan terang ke sekeliling tempat upacara cahaya itu dilakukan. Hal ini diibaratkan seperti Yesus yang merupakan cahaya terang dalam kehidupan kita yang gelap.

Setelah memberkati api baru dengan wiruk, Imam akan memberkati lilin Paskah yang akan dinyalakan selama masa Paskah pada saat perayaan Ekaristi di Gereja. Lilin Paskah yang digunakan haruslah lilin yang baru dan ukurannya disesuaikan untuk keperluan masa Paskah. Pada lilin Paskah itu Imam akan menusukkan dupa dengan tanda salib (+), lambang alpha (Α) dan omega (Ω) dan angka tahun di mana perayaan Malam Paskah dilakukan. Tindakan Imam tersebut untuk menegaskan kepada umat bahwa Yesus adalah sang awal dan sang akhir, dan bahwa segala kemuliaan dan kekuasaan adalah milik Yesus sepanjang segala abad.

Setelah itu Imam akan menancapkan 5 biji dupa di atas gambar salib yang dikelilingi lambang alpha – omega dan angka tahun. Kelima biji dupa itu melambangkan 5 luka Yesus yang didapat saat Ia disalib. Lilin Paskah yang telah dinyalakan kemudian akan diarak masuk oleh Imam diikuti oleh petugas lain ke dalam gereja. Peristiwa ini untuk mengenangkan kembali perjalanan bangsa Israel di padang gurun setelah keluar dari tanah Mesir. Pada waktu malam mereka hanya dibimbing oleh tiang api. Selama perjalanan Imam menuju altar, para Misdinar akan membagi-bagikan api suci kepada umat, dan tidak adanya penerangan lain selain lilin Paskah. Pada saat perarakan ini lilin akan 3 kali diangkat (di awal belakang, di tengah, dan di depan altar) sambil menyanyikan “Kristus, cahaya dunia” dan dijawab dengan nyanyian pula oleh umat “Syukur kepada Allah” sambil berlutut. Sesampai di depan altar, lilin Paskah diletakkan di tempatnya. kadang ada umat yang tidak sabaran lalu menyalakan lilin menggunakan korek api yang dia bawa. Hal ini sama sekali tidak diperkenankan karena menyalakan lilin kita menggunakan api dari lilin Paskah yang menjadi tanda bahwa kita adalah penerus karya Kristus di dunia ini. Lilin Paskah ini sendiri akan dinyalakan selama masa Paskah sampai sore hari menjelang Pesta Kenaikan Tuhan. Lilin Paskah yang dinyalakan terus-menerus ini melambangkan Yesus yang telah bangkit namun tetap hadir di tengah murid-murid-Nya. Setelah Imam dan para Misdinar dan petugas lain sampai di altar, Imam atau aikon akan menyanyikan Madah Pujian Paskah (Exultet).


B. Liturgi Sabda


Bagian kedua dari upacara malam Paskah adalah Liturgi Sabda. Pada bagian ini dibacakan ayat-ayat dari perjanjian lama dan perjanjian baru. Seluruh bacaan ini diselingi dengan mazmur dan doa singkat yang dipimpin oleh Imam. Pada malam ini terdapat 9 bacaan pada liturgi sabda yang terdiri atas 7 bacaan perjanjian lama dan 2 dari perjanjian baru (1 bacaan dari Surat Paulus kepada jemaat di Roma dan 1 bacaan Injil). Pada bacaan Perjanjian Lama, di sini menceritakan kisah penyelamatan yang dimulai dari kisah penciptaan dunia hingga pewartaan janji keselamatan Allah oleh para nabi. Ada 3 bacaan dari Perjanjian Lama yang wajib dibacakan yaitu Kisah Penciptaan, Kisah Pengorbanan Ishak oleh Abraham, dan penyeberangan Laut Merah.

Setelah selesai membaca bacaan dari Kitab Perjanjian Lama, Gloria dinyanyikan secara meriah sambil membunyikan lonceng yang dilakukan oleh misdinar. Sebelum menyanyikan Gloria, lilin altar dan lampu gereja dapat dinyalakan sedangkan lilin umat yang tadi dinyalakan dapat dipadamkan. Bacaan setelah Gloria diambil dari surat Paulus kepada umat di Roma. Bacaan ini disebut bacaan epistola.

Alleluya pada bait pengantar Injil yang dinyanyikan, Alleluya dilagukan 3 kali. Alleluia ini dilagukan oleh Imam atau Diakon. Teks bait pengantar Injil diambil dari Mazmur 117. Injil yang dibacakan pada malam Paskah ini mewartakan kebangkitan Tuhan. Bacaan Injil ini merupakan puncak dari liturgi sabda. Setelah Injil dibacakan, Imam memberikan omily.


C. Liturgi Babtis

Liturgi Babtis merupakan bagian ketiga dari perayaan Malam Paskah. Pada bagian ini kita merayakan perjalanan Yesus dan perjalanan kita sendiri bersama Yesus. Liturgi babtis diawali dengan pemberkatan air yang ada dalam bejana babtis. Setelah itu akan dinyanyikan Litani Para Kudus. Hal yang istimewa adalah bila pada perayaan Malam Paskah ada penerimaan Sakramen Babtis, nama Santo dan Santa yang digunakan oleh para calon babtis sebagai nama babtis sebaiknya disertakan saat menyanyikan Litani Para Kudus. Pada bagian ini, lilin Paskah akan dicelupkan tiga kali ke dalam air yang diletakkan dalam bejana babtis. Pemberkatan air itu menjadi tanda pengudusan air suci yang dilakukan oleh Yesus sebagai Sang pemberi hidup baru. Air yang telah dicelupi lilin paskah ini nanti akan digunakan untuk penerimaan Sakramen Babtis pada perayaan Malam Paskah atau disimpan pada bejana babtis untuk keperluan penerimaan Sakramen Babtis pada lain hari. Air yang telah diberkati melalui pencelupan lilin Paskah tersebut akan dipercikkan kepada umat yang hadir untuk mengingatkan kembali kehidupan baru yang telah diterima melalui babtis.

Pemberkatan air suci akan diikuti dengan penerimaan Sakramen Babtis pada calon Babtis. Upacara penerimaan Sakramen Babtis ini akan diikuti dengan pembaharuan janji babtis. Saat mengucapkan pembaharuan janji babtis ini, sekali lagi lilin yang dibawa umat dinyalakan menggunakan api yang berasal dari lilin Paskah dan bukan dari korek api. Pembaharuan janji babtis ini menjadi tanda kesiapsediaan kita untuk berbalik dari segala dosa kita dan embali kepada Tuhan. Liturgi Babtis ini diakhiri dengan doa umat.

D. Liturgi Ekaristi

Liturgi Ekaristi yang menjadi bagian akhir dari perayaan Malam Paskah merupakan puncak dari keseluruhan liturgi Paskah. Liturgi Ekaristi diawali dengan persembahan, yang dilanjutkan prefasi Paskah dan Doa Syukur Agung. Pada kesempatan ini pula, para babtisan baru akan menerima Sakramen Ekaristi pertama mereka. Bagian akhir dari Liturgi Ekaristi Malam Paskah yang juga menutup keseluruhan rangkaian perayaan Malam Paskah adalah pemberian Berkat Meriah Paskah. Berkat meriah ini diberikan dengan cara dilagukan bersahut-sahutan antara Imam dan umat.


MINGGU PASKAH


Minggu Paskah disebut juga Hari Raya Kebangkitan Tuhan. Hari Raya Kebangkitan Tuhan ini adalah hari raya dari segala hari raya. Hari itu menjadi hari yang sangat istimewa karena Yesus telah bangkit dari kematian. Yesus telah mengalahkan dosa dan maut dengan kebangkitan-Nya. Hal yang menjadi pembeda yang besar perayaan Ekaristi pada hari itu dengan perayaan Ekaristi pada hari Minggu atau hari raya yang lain adalah dihilangkannya seruan tobat dengan pemercikan air suci. Ini dikarenakan Kristus telah bangkit dari dosa dan telah menebus seluruh dosa kita. Air suci yang digunakan untuk memerciki umat adalah air perayaan Malam Paskah. Air itu pula yang ditempatkan di pintu masuk gereja yang digunakan umat saat akan memasuki gereja. Selain adanya pemercikan air suci, pada hari ini juga dilagukan Madah Paskah. Madah Paskah ini dinyanyikan sebelum bait pengantar Injil. Lilin Paskah yang telah dinyalakan dengan Api Baru pada perayaan Malam Paskah ditempatkan di posisi yang cukup tinggi dekat altar. Lilin Paskah ini dinyalakan sepanjang masa Paskah selama 50 hari pada saat ada perayaan Ekaristi. Bila masa Paskah telah berakhir, lilin Paskah ini tetap disimpan dan dinyalakan bila ada upacara penerimaan Sakramen Babtis.


PENUTUP


Tiga hari Suci (Triduum) Paskah: Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah-yang diikuti dengan Hari Raya Kebangkitan Tuhan adalah saat-saat terpenting dalam tahun liturgi Gereja Katolik. Pada hari-hari itu kita diingatkan kembali bahwa Yesus bersedia mati untuk menebus dosa-dosa kita dan dibangkitkan. Karena itu, kematian bukan lagi akhir dari hidup kita melainkan awal dari kehidupan baru.


Selamat Hari Raya Paskah! Selamat menjalani kehidupan baru dalam Tuhan!

Referensi:Congregation for Divine Worship dan Catholic Liturgy
Dominus illuminatio mea!
Sumber: http://katolisitas-indonesia.blogspot.co.id

Kategori