Trihari Suci (Triduum) dan Minggu Paskah – Puncak Liturgi Gereja Katolik

by | Mar 10, 2023 | Chaplain | 0 comments

Umat CIC Sydney ytk,

            Dalam 3 minggu ini (tgl 12 Maret, 19 Maret dan 26 Maret), Mohan akan menghadirkan katakese seputar Trihari Suci (Triduum) dan Minggu Paskah, sebagai puncak liturgi Gereja Katolik. Karena bahan yang diberikan cukup panjang, maka bahan katekese akan disajikan dalam 3 seri selama 3 minggu berturut-turut. Selamat mengikuti dan semoga berguna untuk menambah wawasan liturgi kita dan menumbuhkan keimanan kita.

Seri 1:

KAMIS PUTIH

            Kamis Putih adalah hari pertama dari Trihari Suci Paskah. Pada hari tersebut kita merayakan kembali perjamuan Malam Terakhir yang dilakukan Yesus bersama 12 Rasul. Disebut sebagai perjamuan terakhir, karena pada malam itu Yesus mengadakan perjamuan yang terakhir bersama dengan murid-murid-Nya. Malam itu, Yesus menunjukkan kasih-Nya hingga rela kehilangan nyawa bagi umat manusia. Pada malam itu Yesus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya pada Bapa di Surga dalam wujud roti dan anggur yang diberikan kepada para rasul.

            Perayaan pada Hari Kamis dalam Pekan Suci ini disebut Kamis Putih karena warna liturgi pada hari itu berwarna warna putih. Imam mengenakan kasula (jubah luar) berwarna putih. Bunga-bunga penghias altar juga sebaiknya berwarna putih. Warna putih ini melambangkan kemuliaan dan kesucian. Misa Kamis Putih sebaiknya dilaksanakan pada malam hari sebagaimana Yesus melakukan. Perayaan Kamis Putih sebagai perayaan khusus perjamuan Ekaristi yang diadakan oleh Tuhan Yesus pada Perjamuan Terakhir ini ditetapkan sejak Konsili Hippo (393 M).

            Ada hal yang sedikit berbeda pada Misa Kamis Putih bila dibandingkan dengan Misa yang biasa kita ikuti. Misa yang umumnya kita ikuti terdiri atas: Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup. Sedangkan Misa Kamis Putih terdiri atas:

* Ritus Pembuka

* Liturgi Sabda dan upacara pembasuhan kaki

* Liturgi Ekaristi

* Pemindahan Sakramen Mahakudus dan tuguran

* Ritus Pembuka

            Ritus pembuka diawali dengan lagu pembuka dan berakhir setelah Imam menyampaikan doa pembukaan. Hal khusus yang dilakukan pada Misa Kamis Putih adalah dibunyikannya lonceng Gereja selama umat menyanyikan Gloria/Kemuliaan. Gloria ini selama Masa Prapaskah tidak dinyanyikan. Pembunyian lonceng ini juga merupakan saat terakhir lonceng gereja dibunyikan sebelum nanti mulai dibunyikan kembali saat kita menyanyikan Gloria pada perayaan Malam Paskah.

* Liturgi Sabda dan upacara pembasuhan kaki

            Liturgi Sabda merupakan saat bagi kita mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan. Karena itu sikap kita yang terbaik adalah mendengarkan tanpa membaca teks yang ada. Bacaan-bacaan yang telah kita dengar itu akan dijabarkan lebih lanjut oleh Imam saat homili.

             Upacara Pembasuhan Kaki akan dilakukan untuk mengenangkan kembali kegiatan yang sudah dilakukan Yesus sebelum perjamuan malam terakhir dilakukan. Orang-orang yang dibasuh kakinya 12 orang laki-laki sebagai lambang 12 Rasul Yesus. Akan tetapi sesuai dengan apa yg dilakukan oleh Paus Fransiskus, pembasuhan kaki tidak harus diwakili oleh kaum laki-laki, tetapi kaum Wanita juga diberi kesempatan. Pembasuhan kaki harus dilakukan oleh Imam, dianjurkan sekali tidak diwakilkan pada Diakon atau orang tertentu. Alasannya, karena pada saat Misa, Imam adalah “Kristus yang lain” yang nampak pada rupa Imam. Pembasuhan kaki ini sendiri merupakan Tradisi bangsa Yahudi yang dilakukan oleh para pelayan kepada tuannya setelah mereka pulang dari berpergian sebelum makan. Tujuannya untuk membersihkan tuannya dari kotoran dan debu. Tujuan dari pembasuhan kaki itu sendiri adalah untuk berani dan belajar rendah hati karena Yesus pun sudah memberikan teladan bagaimana  merendahkan Diri-Nya.

*Liturgi Ekaristi

            Liturgi Ekaristi dimulai dengan lagu persembahan. Bila ada kolekte yang dikumpulkan, dapat diiringi dengan lagu Ubi Caritas est atau lagu lain yang sesuai. Prefasi yang digunakan pada Misa Kamis Putih juga prefasi konsekrasi yang khusus atau yang biasa dipakai yaitu Doa Syukur Agung I. Hosti yang telah dikonsekrasikan pada Misa Kamis Putih harus sedapat mungkin cukup, untuk dapat digunakan pada saat Ibadat Jumat Agung, karena pada Saat Jumat Agung tidak ada Konsekrasi. Karena itu, sebelum Misa Kamis Putih, tabernakel perlu dikosongkan.

            Setelah komuni, Altar dibersihkan dari segala hiasan, bunga-Bunga, kain altar dilipat dan dibereskan, dan tempat air suci dikosongkan untuk diisi kembali pada Malam Paskah. Salib besar yang ada di belakang altar juga ditutup dengan kain ungu sebagai tanda berkabung. Pada saat ini, musik atau lonceng Gereja tidak lagi digunakan.

*Pemindahan Sakramen Mahakudus dan Tuguran

            Misa Kamis Putih tidak diakhiri ritus penutup atau berkat dari Imam melainkan langsung dilanjutkan dengan pemindahan Sakramen MahaKudus. Sakramen MahaKudus yang ditempatkan dalam sibori ini akan diarak ke tempat yang telah disiapkan. Prosesi pemindahan Sakramen MahaKudus ini diiringi dengan lagu yg sesuai. Setelah itu dilanjutkan dengan tuguran.  Tuguran artinya berjaga-jaga. Pada malam Kamis Putih ini kita berjaga-jaga bersama-sama Yesus yang saat itu sedang berdoa di Taman Getsemani.

Referensi: Congregation for Divine Worship dan Catholic Liturgy

Dominus illuminatio mea!

Sumber: http://katolisitas-indonesia.blogspot.co.id

Kategori