Setelah 25 tahun menikah (4)

by | May 23, 2022 | Chaplain | 0 comments

Relasi dengan anak: Belajar dari Sang Guru Yesus

Bagaimana menjalin relasi dengan anak ketika usia mereka sudah cukup dewasa? Pada bagian ini saya akan menyentuh sisi spritualitas dengan berguru kepada sang Guru Agung Yesus. Yesus pernah bersabda, yang sungguh mengubah kehidupan seseorang yang bernama Simon. “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku…” (Mat 16:18). Dari Sabda Yesus ini kita bisa belajar tentang bagaimana memperlakukan pribadi dewasa. Yesus menyapa Simon sebagai Petrus artinya batu karang. Batu karang itu lambang kekokohan, kepastian dan bisa diandalkan. Mungkin akan berbeda jadinya kalau Yesus memanggilnya sebagai: Engkau adalah kerupuk. Mungkin hati Simon akan jengkel karena merasa diremehkan.

Relasi dengan anak yang sudah dewasa adalah pola Yesus dengan para murid. Yesus percaya akan kemampuan anaknya. Menebarkan semangat, kegigihan, keinginan untuk survive. Kadang-kadang kita tanpa sadar menilai bahwa anak yang baik adalah anak yang tenang, patuh, santun, pasif. Itu bukan yang dianjurkan. Bukankah Kitab Suci menceritakan bahwa Allah sering memakai kata suruhan: Pergilah. Misalnya kepada Abraham, Amos, Yonas. Yesus juga memakai kata yang sama untuk para muridnya. Keyakinan itu harus ada dalam diri orangtua. Mereka harus lebih mendorong agar anak semakin bertumbuh dan berkembang.

Menebarkan semangat agar anak mencari dan mengejar mimpi sering berujung kepada rumah yang sepi. Anak yang jauh dari rumah. Namun, bisa juga memberi kesempatan kepada orangtua untuk – setelah tidak direpotkan dengan anak, pergi ke tempat yang dalam dan menebarkan jala (Lukas 5:4).

Akhir dari Tulisan.

Kategori