Renungan 29 September 2019

by | Sep 28, 2019 | Chaplain | 0 comments

PAULUS, RASUL AGUNG GEREJA (2)

Tulisan ini sebagian besar diambil dari sebuah diktat, sumber tidak diketahui.

Pertobatan Paulus

Paulus telah membuat banyak orang Kristen mati dan ribuan dipenjarakan. Dan dia mendengar kabar bahwa ada banyak pengikut Yesus di Damsyik. Maka dia meminta surat izin dari yang berwenang untuk menindak para pengikut Yesus di Damsyik.  Jarak ke kota Damsyik sekitar 240 km, sehingga dia membutuhkan waktu antara 6-7 hari.

Selama perjalanan panjang ini anak muda yang pandai dan penuh semangat ini mempunyai banyak waktu untuk berpikir. Mungkin ia mulai meragukan tindakannya. Dia tidak habis berpikir dan tidak mengerti bagaimana Stefanus bisa mati dengan begitu tenangnya. Dia tidak dapat melupakan doa Stefanus ketika Stefanus “menutup mata” dengan damai. Paulus merasa bahwa dia harus melakukan hal yang ia pandang benar, tetapi dia terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya. Dalam perjalanan itu rahmat Tuhan sudah mulai bekerja padanya. Yesus inngin menangkap pemuda yang berseemangat ini menjadi teman dan sahabatnya.

Pertobatan Paulus terjadi ketika ia mendekati kota itu. Pada waktu tengah hari, tiba-tiba sebuah cahaya yang membutakan mata bersinar mengelilingi Paulus dan teman-temannya. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah suatu suara berkata kepadanya, “Saul, Saul mengapa engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus: “Siapakah engkau, Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” (Kisah Para Rasul 9:4-6) Paulus berdiri dari tanah dan mendapati dirinya buta. Beberapa anak buahnya menuntun dia dan membawanya ke Damsyik. Selama tiga hari lamanya dia tidak dapat melihat dan tidak makan ataupun minum. Pengalaman ini mengubah Paulus sepenuhnya. Sekarang orang Farisi yang sombong ini berubah menjadi seorang yang kesakitan, gemetar, meraba-raba dan bergantung pada tangan orang lain yang menuntunnya sampai ia tiba di Damsyik. Ia pergi ke rumah Yudas dan langsung masuk ke kamarnya. Di sana ia tinggal selama tiga hari tanpa makanan dan minuman. Selama tiga hari itu Paulus berdoa dan berpuasa. Seluruh hidupnya telah berubah setelah pertemuannya dengan Kristus. Sekarang dia harus membangun kembali kehidupannya di dalam Kristus.

Paulus mulai mengajar. Namun segera disadari bahwa dia perlu untuk belajar. Paulus pergi ke Arab dan tinggal di sana selama tiga tahun. Inilah waktu untuk belajar dan mendalami Firman Allah guna mempersiapkan dirinya kepada satu pelayanan yang penting, yang sudah menunggu di hadapannya.

Setelah tinggal di Arab, ia kembali ke Damsyik. Di sana banyak orang mendengarkan pemberitaannya dengan penuh semangat. Tetapi, tidak lama kemudian orang-orang Yahudi berusaha mencari dan membunuhnya. Oleh sebab itu, para murid merencanakan untuk meloloskan dia. Pada suatu malam Paulus disembunyikan dalam sebuah keranjang dan diturunkan di luar tembok kota.

Sekarang, Paulus, mantan penganiaya jemaat, berubah total menjadi pewarta Kristus. Dengan kepandaiannya dan pemahamannya akan hukum taurat, dia bisa mengajar dengan sangat baik. Namun pengalaman berjumpa dengan Kristus membuatnya sangat bersemangat.

Saudaramu dalam Tuhan,

Rm. Petrus Suroto MSC

Kategori