PEKERJAAN ALLAH HARUS DINYATAKAN DI DALAM DIA

by | Jul 2, 2023 | Chaplain | 0 comments

Umat CIC Sydney ytk,

Dalam edisi bulletin kali ini, saya ingin mengajak umat untuk merenungkan kisah hidup Putri Ariani. Usai menghebohkan jagat maya dengan mendapatkan Golden Buzzer di panggung America’s Got Talent (AGT) di awal bulan Juni,  kehidupan Putri Ariani kini mulai digali oleh publik yang penasaran akan sosoknya. Kondisinya yang menjadi penyandang tunanetra rupanya memiliki kisah pilu yang kini diungkapnya secara blak-blakan. Kisah kehidupan yang sangat menggerakkan hati siapapun yang mendengarkan kisah tersebut, termasuk saya sebagai seorang imam. Saya menjadi teringat akan pertanyaan murid Yesus ketika berjumpa dengan seorang yang buta sejak lahir (Yoh 9:1-3) “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: ”Bukan dia atau bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.”

“Pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” Kebenaran kata-kata Yesus ini nyata benar dalam kisah hidup Putri Ariani. Di saat saya menyaksikan penampilan Putri Ariani di acara America’s Got Talent dan proses bagaimana dia mendapatkan Golden Buzzer, airmata ini tidak bisa tertahankan: ”Betapa besar kasih Allah terekspresikan di moment itu: seorang yang buta sejak usia 3 bulan, mampu menghipnotis jutaan pemirsa di seluruh dunia dengan kepiawaiannya memainkan piano dan keindahan suara emasnya.” Kebesaran karya Allah dalam diri Putri Ariani telah menggetarkan jutaan orang. Maka, sangat benar saat Yesus dengan suara tenang dan lantang menjawab pertanyaan muridNya: “Bukan dia dan bukan orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.”

Terimakasih Putri Ariani, kehidupanmu benar-benar menjawab keraguan banyak pihak, Tuhan bekerja dalam dirimu. Ketabahanmu menerima keadaan dirimu yang buta sejak usia dini, ketekunanmu dalam mengembangkan talentamu, sungguh telah menunjukkan keimananmu dalam menerima kehendak Allah. Tidak gampang untuk menerima diri sebagai citra Allah dengan keadaan buta sejak kecil, lebih gampang diri kami yang tidak cacat ini untuk menerima realitas sebagai the image of God. Tetapi yang justru terjadi sebaliknya: kami yang utuh dan sempurna sebagai ciptaanNya justru banyak mengeluh dan tidak bersyukur. Sebaliknya dirimu yang buta, membukakan mata hati kami yang buta ini. Sesungguhnya yang buta di mata Tuhan adalah kami ini yang selalu menuntut dan mengeluh, sedangkan Putri Ariani adalah pribadi yang sangat percaya akan kebesaran Allah dan sungguh menghidupinya dalam kemampuannya mengembangkan talenta yang dia miliki, sehingga dia bisa menjadi seperti Putri Ariani saat ini.

Nah, begitu Allah telah menyatakan diri dalam diri manusia. Dan dalam diri Yesus, Anak Manusia akan menyatakan diri: kehadiran Yesus tidak hanya menggentarkan setiap pribadi, tetapi kehadiranNya mampu mengubah hidup kita, kehadiranNya dalam hidup kita menyelamatkan kita. Masalahnya, kita mau tidak diselamatkan olehNya, mau tidak kita diubah olehNya? Mari kita belajar dari Puteri Ariani: tidak mengeluh, menerima keadaan dirinya dan mau mengembangkan talenta yang dia miliki. Dengan sikap iman seperti itu, akhirnya kehidupan Putri Ariani telah menyatakan pekerjaan Allah nyata di tengah kita. Saudara-saudariku yg dikasihi Tuhan, Tuhan tak pernah janji langit selalu biru, tetapi Dia berjanji selalu menyertai. Tuhan tak pernah berjanji jalan selalu rata, tetapi Dia berjanji berikan kekuatan. Mari saudaraku, jangan pernah menyerah, jangan berputus asa, mukjizat Tuhan ada bagi mereka yang setia dan percaya.

Fr. Agustinus Handoko MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031

Kategori