Para Umat CIC Sydney yang terkasih, pada bulan Mei ini kita menghormati Bunda Maria. Umat CIC juga berziarah ke Penrose Park. Bagaiamanakah ajaran resmi Gereja tentang Maria?
Dogma
Dogma artinya ajaran yang diterima sebagai kebenaran dan ditegaskan secara otoritatif oleh Magisterium (kuasa mengajar Gereja), yaitu Paus bersama para Uskup. Dogma bukanlah karangan-angan-angan seorang Teolog, tetapi ajaran yang bersumber kepada Tradisi Suci, Kitab Suci dan sudah mengakar dalam penghayatan umat sejak abad-abad awal kekristenan.
Dari abad-abad awal kekristenan, umat Kristen Katholik sudah menghormati Bunda Maria. Dan penghormatan Maria tidak akan “menyaingi” penyembahan kita kepada Yesus Tuhan. Kardinal Henry Newman mengatakan, “Seluruh gelar dan penghormatan Maria adalah demi kehormatan Kristus Putranya”. Penegasan yang tepat karena Bunda Maria mengambil bagian dalam tata keselamatan. Peranan Bunda Maria akan semakin menunjukkan “Pelaku Utama” Keselamatan yaitu Allah sendiri. Kita juga tentu mengenal ungkapan bahasa latin ini: per Mariam ad Jesum (melalui Maria kepada Yesus).
Ada empat Dogma Gereja tentang Bunda Maria:
- Maria Bunda Allah
Gelar Maria Bunda Allah ditetapkan di Konsili Efesus (430 M) dan ditegaskan lagi di Konsili Kalsedon (450). Maria diberi gelar Bunda Allah, karena Yesus yang dilahirkan oleh Maria adalah Allah (lih. Luk 1:43). - Bunda Maria Tetap Perawan
Bunda Maria Tetap Perawan secara ekspilist dicanangkan dalam konsili Konstantinopel (553) dan Konsili Lateran (649). Dasar dogma ini ditemukan dalam Luk 1:35 di mana proses dikandungnya Yesus di rahim Bunda Maria tidak melalui campur tangan laki-laki tetapi karena Roh Kudus.
Sejak abad ke tiga umat mengimani bahwa kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk memulihkan kerusakan akibat
dosa, tidak mungkin dalam saat kedatangan-Nya malah merusak keutuhan Ibunda-Nya sendiri, dan menyebabkan sakit melahirkan sebagai akibat dosa asal (Kej. 3:16). Maka ditetapkan dalam Konsili Lateran: “Maria…mengandung tanpa benih, dari Roh Kudus dan melahirkan tanpa melukai keperawanannya dan keperawanannya tidak terganggusetelah melahirkan”. - Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa
Dogma ini ditetapkan oleh Paus Pius IX, pada tanggal 8 Desember 1954, dalam Konstitusi Innefabilis Deus: “Bunda
Maria yang terberkati, seketika terbentuk sebagai janin, oleh rahmat yang istimewa dan satu-satunya yang diberikan kepada Tuhan yang Mahakuasa, oleh karena jasa-jasa Kristus Penyelamat Manusia, dibebaskan dari semua noda dosa asal.”
Kalau hendak dijabarkan secara sederhana, penalarannya sebagai berikut. Kristus adalah Mesias, Imam Agung pengantara kepada Allah. Maka Dia haruslah saleh, tanpa noda dosa, yang terpisah dari orang-orang berdosa (Ibr
4:15). Kekudusan Tuhan mensyaratkan juga kekudusan Ibunya juga, karena kita tahu bahwa seorang anak berbagi genetik dengan ibunya. Maka kandungan yang mengandung Yesus haruslah suci juga, dan terpisah dari dosa.
Refleksi selanjutnya adalah sejak saat kapan Bunda Maria terpisah dari dosa? Karena Gereja mengajarkan bahwa
kehidupan dimulai sejak terbentuknya di dalam kandungan, maka Bunda Maria tidak berdosa sejak terbentuk di dalam
kandungan Santa Anna, Ibunya. Dengan demikian kekudusan Bunda Maria sesungguhnya merupakan karunia Allah yang diberikan kepada Bunda Maria, demi tugas istimewanya sebagai Bunda bagi Sang Putra Allah. - Bunda Maria diangkat ke Surga
Dogma ini dinyatakan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950, dalam ensiklik Munificentissimus Deus.
“Maria, Bunda Allah yang tidak bernoda dan Bunda Allah yang tetap Perawan, setelah selesai hidupnya di dunia, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surgawi”. Paus juga menyatakan bahwa ajaran akan Bunda Maria yang Diangkat dengan jiwa dan raganya ini akan mengingatkan akan harapan kita, bahwa jika kita beriman sampai akhir seperti Bunda Maria, kitapun akan diangkat ke Surga dan menerima mahkota kemuliaan dari Allah.
Salam,
Rm. Petrus Suroto msc