Berkah Dalem

by | Jun 21, 2022 | Chaplain | 0 comments

Sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
Yohanes 15:11

Terutama di Keuskupan Agung Semarang, di Jawa Tengah, orang Katolik memiliki salam yang kas. Berkah Dalem. Jika bertemu dengan pastor atau sesama umat, mereka saling menyapa berkah Dalem. Berkah Dalem, Romo. Berkah Dalem, bu… Berkah Dalem Bapak. Dari Uskup Agung sampai katekumen mereka memiliki sapaan yang sama: Berkah Dalem.

Sebenarnya berkah Dalem itu versi pendek. Jika dilengkapi menjadi “berkah Dalem Gusti”. Apakah makna dari kata-kata itu? Ketika saya bertanya kepada umat bernama Bp. Yoseph, dia menjawab: Terus terang, saya juga tak paham benar maknanya. Hanya saja kata Berkah Dalem tersebut sudah menjadi kebiasaan untuk menyapa atau memberi salam. Karena biasa, termasuk ikut-ikutan saja, sehingga sering tidak tahu makna yang sesungguhnya. (Namun beliau berjanji akan mencari tahu. Mau belajar. Dan kemudian dia me-WA saya). 

Dari sumber yang dia baca, dia menulis sebuah rangkuman. Ada seorang pastor Jesuit di sebuah paroki di desa  menciptakan istilah berkah Dalem, untuk menterjemahkan kata “Deo Gratias”. Lama kelamaan ini diterima umat luas (khususnya di Yogyakarta dan Jawa Tengah) bahkan sampai detik ini masih dipakai. Pastor tersebut  nyaris tidak disebut dalam sejarah, dan ungkapan tersebut tidak dijadikan quotation individual supaya mengumat. Ini sisi lain kerendahan hati orang pastor tersebut yang kini ia sudah berbahagia di surga.”

Kita coba temukan makna paralelnya:

Deo – Deus – Gusti – Sampeyan Dalem -> (Dalem)

Gratias – Gratia – (Grace) – berkat / berkah

Kata “Berkah” sendiri dapat diartikan sebagai suatu karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan, dan biasanya diluar dugaan kita, singkatnya adalah Berkat. 

Kata “Dalem”, memiliki 3 (tiga) makna.

– pertama dapat berarti tempat tinggal; jika rumah (bangunannya) disebut dengan ‘Griya’.

– kedua juga dapat berarti “aku”, hal ini biasanya diucapkan ketika berhadapan dengan orang yang memiliki strata lebih tinggi, baik kedudukan maupun gelar bangsawan.

– ketiga, berarti “Allah yang tinggal didalam aku”, makna ini cukup sulit dicerna.

Pada Kerajaan-Kerajaan Jawa, pegawai Kerajaan sering menyebut dirinya bukanlah pegawai, tetapi “Abdi Dalem”, kata “Dalem” disini biasanya merujuk ke sosok Raja sebagai manusia, namun sejatinya kata tersebut merujuk pada “Allah yang senantiasa hadir pada diri mereka dan memberi berkat kehidupan pada mereka”. Raja sendiri dalam kerajaan Jawa juga disebut sebagai utusan Allah. 

Jadi dapat disimpulkan secara sederhana bahwa makna dari “Berkah Dalem” itu lebih dalam dari “Berkat Tuhan”, karena sesungguhnya frasa itu bermakna, “Karunia dari Allah yang senantiasa tinggal dalam diriku dan kamu”.

Betapa indahnya kalau kita menyadari berkat yang sudah, dan sementara kita terima dari Allah dan selalu mencoba untuk juga membawa berkat itu kepada sesama. Suami kepada istri, istri pada suami. Orangtua kepada anak-anak kepada orangtua, umat menjadi berkat bagi umat yang lain, dan seterusnya.

Saudaramu dalam Tuhan,
Fr. Petrus Suroto MSC

Kategori