Injil adalah Kabar Sukacita Allah yang menyelamatkan. Sukacita dan kegembiraan itu terwujud dalam diri dan kehadiran Yesus Kristus. Kepada siapa Warta Gembira itu disampaikan? Siapa yang mesti mewartakan Kabar Sukacita tersebut? Warta Gembira tentang keselamatan disampaikan untuk semua orang di mana pun dan kapan pun. Tugas pewartaan ini diembankan kepada semua orang yang percaya dan beriman kepada Yesus. Inilah tugas dan perutusan para murid. Diutus untuk membawa damai sejahtera bagi setiap orang.
Berhadapan dengan berbagai persoalan dan tantangan dunia di mana kita berada, tugas pewartaan itu tidaklah mudah. Adakalanya warta sukacita yang disampaikan mengalami penolakan. Namun, warta Injil mendesak dan aktual untuk diwartakan di tengah dinamika hidup manusia. Dituntut keberanian sekaligus kegigihan dalam upaya pewartaan Kabar Sukacita Allah yang menyelamatkan. Pewartaan pertama dan konkret hendaknya terungkap dalam kesaksian hidup sebagai seorang beriman melalui sikap, kata, tindakan dan perbuatan yang baik dan berkenan kepada Allah dan sesama. Apakah hidup kita sudah sesuai dengan warta Kabar Gembira?
Mari kita merenungkan sejenak perutusan pribadi kita oleh Yesus Kristus. Dari perikop injil lukas 10:1-12 Kita semua diutus Tuhan untuk menjadi pewarta sukacita Kerajaan Allah.
Mari melihat bagaimana iman pribadi kita berproses dalam perutusan itu. Pada mulanya kita menjumpai diri kita berada dalam dua pilihan menerima atau menolak, pertimbangan dalam pikiran banyak dipengaruhi kepentingan pribadi, kita bisa lihat dari banyak pribadi yang gagal memenuhi panggilan perutusan Yesus Kristus karena urusan pribadi lebih mendominasi, pun dalam berjalannya proses perutusan Yesus Kristus kitapun menjumpai diri kita pernah gerah, rasa itu timbul karena kita tidak bisa memisahkan yang mana perutusan oleh Yesus Kristus yang mana perutusan oleh diri pribadi.
Yesus pun telah lebih dahulu membekali dengan nasehat dan tip, kita simak dan teliti saja kandungan nasehat ketiga ayat ini : Luk 10:1 “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya” Luk 10:3 “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala” Luk 10:5 “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini”
Umat CIC Sydney ytk,
Menjadi utusan Tuhan harus memiliki mentalitas yang kuat (Deus Providebit). Kita dituntut untuk berani mengandalkan Tuhan dalam perutusannya. Orang yang utus diajak untuk terus-menerus semakin beriman kepada Tuhan. Lebih dalam kita diingatkan untuk tidak mengandalkan diri sendiri, bekerja sendiri, atur sendiri, atau bahkan menjadikan diri kita sebagai pusat. Yesus selalu memberi kita teman untuk berkarya, karena karya perutusan bukan milik kita sendiri. Kita dibentuk untuk membangun persekutuan dan kebersamaan.
Nasehat Yesus Kristus yang mengatakan “Damai sejahtera bagi rumah ini”, boleh kita maknai Kedamaian adalah berkat penyeMEMAKNAI PERUTUSAN YESUS TERHADAP DIRI PRIBADI
mbuhan untuk setiap orang. Kata-kata itulah yang menjadi obat bagi penyakit banyak orang. Sapaan itu menjadi ramuan obat yang bisa diterima oleh siapapun, tanpa harus bersusah payah. Para murid pertama-tama diperintah oleh Yesus untuk membawa obat itu kepada siapapun yang mereka jumpai. Damai sejahtera merupakaan keadaan orang yang dekat dengan Allah. Damai sejahtera tidak bisa diukur hanya dengan harta benda dan kemewahan. Damai sejahtera tidak hanya diukur dari banyaknya berbuat derma. Damai sejahtera merupakan anugerah Allah yang dicurahkan kepada kita yang mau mendengarkan dan melaksanakan perutusan dengan Tulus.
Kita yang berada dalam perutusan oleh Yesus Kristus diajak untuk terus-menerus semakin beriman kepada Tuhan dalam perseketuan. Semoga berkat imamat umum yang kita terima kita semakin berani melaksanakan dan mengandalkan Kepentingan Allah.
Ametur
RP. Agustinus Handoko HS MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031
PO BOX 309, Randwick NSW 2031
Email: hanhanmsc@yahoo.com atau Chaplain@cicsydney.org