Site icon CIC Sydney

KARAKTER SEORANG PELAYAN TUHAN

Umat CIC Sydney ytk,

Bacaan Injil pada hari minggu biasa ke 31 ini, Matius 23:1-12 adalah salah satu teks yang sangat penting dalam Perjanjian Baru yang mencatat khotbah Yesus di Bait Allah mengenai perilaku para pemimpin agama pada saat itu. Teks ini memiliki pesan teologis yang signifikan dan relevan bagi umat Kristiani saat ini.

Pertama-tama, teks ini menyoroti pentingnya kerendahan hati dalam pelayanan bagi umat. Yesus menegaskan bahwa para pemimpin agama yang arogan dan suka mempertontonkan kekuasaan mereka seharusnya tidak diikuti. Sebaliknya, Yesus menunjukkan bahwa pelayanan kepada orang lain dan kerendahan hati yang tulus adalah sikap yang dihargai di hadapan Allah. Hal ini dinyatakan dalam ayat 11-12, “Yang terbesar di antara kamu haruslah jadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan dirinya, akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan dirinya, akan ditinggikan.” Ingat, kerendahan hati akan memenangkan kehidupan, sebaliknya arogansi akan menghantar orang pada kehancuran diri. Dalam pelayanan, tidak ada tempat bagi arogansi.

Kedua, teks ini menyoroti pentingnya keadilan dan kasih dalam pergaulan sosial. Yesus mengecam sikap para pemimpin agama yang suka menindas dan memperbudak orang lain demi keuntungan dan kepentingan mereka sendiri. Ia menuntut agar orang hidup dalam  keadilan dan kasih. Hal ini dinyatakan dalam ayat 4, “Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.” Kemudian dilanjutkan ayat 5: ”Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang…” Dalam bahasa sekarang, mereka lebih suka melakukan PANSOS atau PENCITRAAN demi kepentingan pribadi, yang sebenarnya hanya sebuah ungkapan bahwa mereka ingin BERKUASA demi melegalkan ketidakadilan yang mereka lakukan.  

Ketiga, teks ini menekankan pentingnya kejujuran dan integritas dalam hidup orang percaya. Yesus mengecam sikap para pemimpin agama yang suka berpura-pura dan menipu orang lain demi keuntungan mereka sendiri. Ia menuntut agar orang hidup dalam kejujuran dan integritas, dan berbicara apa adanya tanpa mengelak atau memutar balikkan kata-kata. Hal ini dinyatakan dalam ayat 3, “Karena itu, perbuatlah dan taatilah segala sesuatu yang dikatakan mereka kepadamu, tetapi janganlah kamu meniru perbuatan mereka. Sebab mereka berkata-kata tetapi tidak berbuat.”

Dalam keseluruhan teks Matius 23:1-12, Yesus menekankan pentingnya kualitas  pelayanan dengan mempunyai karakter seorang pelayan: keadilan, kasih, kejujuran, dan integritas sebagai seorang kristiani. Pesan-pesan ini sangat relevan bagi kita saat ini, terutama dalam konteks kehidupan sosial yang semakin kompleks dan penuh tantangan. Umat Kristen/Katolik harus mengikuti teladan Yesus dalam hidup sehari-hari: penuh pelayanan, kasih, dan integritas, sehingga dapat menjadi berkat bagi dunia di sekitarnya.

Umat CIC Sydney ytk, Gereja membutuhkan kalian, bukan untuk menjadi obyek pelengkap penderita tetapi sebagai subyek pelaku firman yang penuh sukacita melayani sesama. Mari kita kembangkan kualitas diri kita: kerendahan hati, kasih, cinta keadilan, kejujuran dan integritas diri, sebagai modal awal kita dalam pelayanan.

Tuhan memberkati.

Fr. Agustinus Handoko MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031

Exit mobile version